Kajian Ilmu Hadits Syaikh Mahir Yasin "Hadits Mursal"

إلى حضرة النبي المصطفى محمّد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وأصحابه أجمعين.
وإلى جميع مشايخنا وأساتذتنا وآبائنا والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات خصوصا الى روح :
Syeikh Mahir Yasin Fakhl, Simbah Agus, Orang tua, keluarga dan Anak turunku, Warih firdausi , semua yang aktif berbagi ilmu, Semoga selalu dalam Rahmat Alloh di dunia dan akhirat, ilaa yaumil qiyamah wa husnul khotimah,
الفاتحة:
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)

Aamiin.

2. Hadits mursal itu bisa digunakan dan diterima sebagai hujjah asal yang dimursalkan tadi adalah kibar tabi'in, dengan sarat ada iktibar pada hadits mursal tadi, atau pada rowinya.

Apa itu itibar dalam hadits yang dimaksud disini?

1. Hadits tadi harus ada syahid marfuk( hadits senada dengan jalur yang lain).
2. Atau ada hadits semakna lain yang juga mursal, sedang guru yang jadi sumber cerita tadi beda orang, bukan dari sumber yang sama.
3. Hadits mursal tadi banyak juga nukilan senada yang sama, didapat dari beberapa Sumber semisal dari sahabat nabi atau beberapa ahli ilmu.
Adapun yang dimaksud dengan itibar rowi mursal adalah :

4. Disyaratkan, hadits mursal tadi tidak diambil dari seorang rowi yang statusnya majhul.

Keempat rumus tadi, adalah uud sebagaimana yang ditetapkan oleh Imam besar, syafi'i .

3. Pendapat yang ketiga ini cukup mudah saja dalam menetapkan kehujjahan hadits mursal, yaitu cukup dengan mengidentifikasi bahwa rowi dalam rangkaian sanadnya tadi telah jelas ketsiqohannya. Rumus ini diangkat oleh Imam malik, Imam hanafi, juga sebagian pendapat dari Imam Ahmad.

Barokallah lanaa wa lakum.

اﻟﻘﻮﻝ اﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻳﻘﺒﻞ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﻣﻦ ﻛﺒﺎﺭ اﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﺩﻭﻥ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﺑﺸﺮﻁ اﻻﻋﺘﺒﺎﺭ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﻭاﻟﺮاﻭﻱ اﻟﻤﺮﺳﻞ، ﺃﻣﺎ اﻻﻋﺘﺒﺎﺭ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ: ﻓﻬﻮ ﺃﻥ ﻳﻌﺘﻀﺪ ﺑﻮاﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻣﻮﺭ: ﺃﻥ ﻳﺮﻭﻯ ﻣﺴﻨﺪا ﻣﻦ ﻭﺟﻪ ﺁﺧﺮ، ﺃﻭ ﻳﺮﻭﻯ ﻣﺮﺳﻼ ﺑﻤﻌﻨﺎﻩ ﻋﻦ ﺭاﻭ ﺁﺧﺮ ﻟﻢ ﻳﺄﺧﺬ ﻋﻦ ﺷﻴﻮﺥ اﻷﻭﻝ؛ ﻓﻴﺪﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺗﻌﺪﺩ ﻣﺨﺮﺝ اﻟﺤﺪﻳﺚ، ﺃﻭ ﻳﻮاﻓﻘﻪ ﻗﻮﻝ ﺑﻌﺾ اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺎﻝ ﺑﻪ ﺃﻛﺜﺮ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻣﺎ اﻻﻋﺘﺒﺎﺭ ﻓﻲ ﺭاﻭﻱ اﻟﻤﺮﺳﻞ: ﻓﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺮاﻭﻱ اﺫا ﺳﻤﻰ ﻣﻦ ﺭﻭﻯ ﻋﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﻢ ﻣﺠﻬﻮﻻ ﻭﻻ ﻣﺮﻏﻮﺑﺎ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ اﻟﺮﻭاﻳﺔ، ﻓﺎﺫا ﻭﺟﺪﺕ ﻫﺬﻩ اﻷﻣﻮﺭ ﻛﺎﻧﺖ ﺩﻻﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺻﺤﺔ ﻣﺨﺮﺝ ﺣﺪﻳﺜﻪ ﻓﻴﺤﺘﺞ ﺑﻪ.
ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ اﻻﻣﺎﻡ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ (¬2) .
اﻟﻘﻮﻝ اﻟﺜﺎﻟﺚ: ﻳﻘﺒﻞ اﻟﻤﺮﺳﻞ ﻭﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ اﺫا ﻛﺎﻥ ﺭاﻭﻳﻪ ﺛﻘﺔ.
ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ، ﻭﻣﺎﻟﻚ، ﻭﺭﻭاﻳﺔ ﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ، ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﺘﻘﺪﻣﻴﻦ (¬3) .
¬_________
(¬1) ﻧﺰﻫﺔ اﻟﻨﻈﺮ ﺻ43-44.
(¬2) اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺻ461-465، اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﺻ384، اﻻﺣﻜﺎﻡ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ اﻻﺣﻜﺎﻡ 2/112، ﻋﻠﻮﻡ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻻﺑﻦ اﻟﺼﻼﺡ ﺻ49، ﺟﺎﻣﻊ اﻟﺘﺤﺼﻴﻞ ﺻ39، اﻟﺒﺤﺮ اﻟﻤﺤﻴﻂ 4/413.
(¬3) ﺃﺻﻮﻝ اﻟﺴﺮﺧﺴﻲ 1/361، ﻋﻠﻮﻡ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺻ51، اﺧﺘﺼﺎﺭ ﻋﻠﻮﻡ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺻ، اﻟﺨﻼﺻﺔ 67 ﻓﺘﺢ اﻟﻤﻐﻴﺚ 1/146، ﺗﺪﺭﻳﺐ اﻟﺮاﻭﻱ 1/171.

Halaman : 77.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Alfiyah "Bab Waqaf"

Kajian Alfiyah Ibn Malik "Imalah"

Kajian Alfiyah "Cara Membentuk Isim Maqshur/Mamdud menjadi Tasniyah-Jamak"