KAJIAN KITAB AL-LUMA' (4) KARYA ABUL AHSAN AL-ASY'ARI

KAJIAN KITAB AL-LUMA' (4)
KARYA ABUL AHSAN AL-ASY'ARI

Berkata Mushannif rahimahullah wanafa'ana bi'ulumihi fid-darain:

مسألة
Perkara baru
فإن قال قائل: لم قلتم إن صانع الأشياء واحد؟
Jika ditanya: Mengapa kalian bilang Pencipta segala sesuatu itu satu?
قيل له: لأن الاثنين لا يجري تدبيرهما على نظام، ولا يتسق على إحكام؛
Jawab: karena kalau dua, hasil penataannya tidak akan jadi satu tatanan dan tidak akan selaras kecanggihannya (seperti yang tersaksikan saat ini)
ولا بد أن يلحقهما العجز أو واحداً منهما،
Kemudian pastilah salah satunya atau keduanya bersifat lemah
لأن أحدهما إذا أراد أن يحيي إنساناً وأراد الآخر أن يميته لم يخل:
Kalau seandainya Pencipta Pertama menghendaki seseorang itu mati sementara Pencipta kedua menghendaki ia hidup, maka kemungkinan yang akan terjadi ada tiga pilihan:
أن يتم مرادهما جميعاً،
Kehendak kedua pencipta itu sama-sama tecapai
أو لا يتم مرادهما،
Atau kedua kehendak sama-sama gagal
أو يتم مراد أحدهما دون الآخر.
Atau hanya salah satu kehendak yang tercapai dan satunya lagi gagal
ويستحيل أن يتم مرادهما جميعاً، لأنه يستحيل أن يكون الجسم حياً ميتاً في حال واحدة.
Pilihan pertama tentu mustahil, sebab tidak mungkin suatu benda itu hidup sekaligus mati dalam satu waktu
وإن لم يتم مرادهما جميعاً وجب عجزهما، والعاجز لا يكون إلهاً ولا قديماً.
Pilihan kedua, yaitu kedua kehendak gagal, juga mustahil, sebab berarti keduanya lemah, sementara yang lemah itu tidak mungkin menjadi Tuhan maupun berstatus Lama
وإن تم مراد أحدهما دون الآخر وجب عجز من لم يتم مراده منهما، والعاجز لا يكون إلهاً ولا قديماً.
Pilihan ketiga, yaitu salah satu kehendak bisa tercapai sementara satunya lagi gagal, menunjukkan bahwa yang gagal kehendaknya itu bersifat lemah, sementara yang lemah tidak mungkin menjadi Tuhan maupun berstatus Lama
فدل ما قلناه على أن صانع الأشياء واحد.
Karena semua pilihan di atas ternyata mustahil, maka berarti Pencipta segala sesuatu itu hanyalah satu (tidak mungkin dua atau lebih)
وقد قال تعالى: ((لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلاَّ اللَّهُ لَفَسَدَتَا)).
Allah telah berfirman dalam Al-Anbiya: 22
فهذا معنى احتجاجنا آنفاً.
Yang intinya sama, bro dan sis, dengan argumentasi kami di atas.
tamat.

malam ini segini saja dulu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Alfiyah "Bab Waqaf"

Kajian Alfiyah Ibn Malik "Imalah"

Kajian Alfiyah "Cara Membentuk Isim Maqshur/Mamdud menjadi Tasniyah-Jamak"