Kajian Fiqih Ibnu Hazm "Hal-Hal yang Boleh Dilakukan tanpa Wudhu"
إلى حضرة النبي المصطفى محمّد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وأصحابه أجمعين.
وإلى جميع مشايخنا وأساتذتنا وآبائنا والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات خصوصا الى روح :
Ibnu Hazm, Simbah Agus, Orang tua, keluarga dan Anak turunku, Warih firdausi , semua yang aktif berbagi ilmu, Semoga selalu dalam Rahmat Alloh di dunia dan akhirat, ilaa yaumil qiyamah wa husnul khotimah,
الفاتحة:
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)
Aamiin.
Baca qur'an, sujud tilawah, sentuh mushaf, dzikir, semua itu boleh tanpa wudhu, juga untuk orang yang junub serta perempuan yang haidz.
Alasannya : semua itu adalah afaal yang disunnahkan secara umum. Maka pelarangan hal itu membutuhkan dalil.
Dari kaidah umum diatas, memang didapatkan beberapa sisi kesamaan dan perbedaan dengan mazhab kami ( Dzohiri).
Sisi perbedaan yang ada diantara mereka dan kami ada pada posisi haidz dan junub yang membaca qur'an.
Sebagian golongan mengharamkan bagi junub dan haidz membaca qur'an.
Riwayat diatas, disandarkan pada hadits melalui jalur umar dan ali, juga pendapat hasan, qothadah dan nakhoy.
Ada juga golongan lain yang berpendapat bahwa haidz boleh baca qur'an, sedang junub hanya boleh sekedar dua ayat saja. Pendapat ini diusung oleh Imam malik.
Beda lagi qoul Imam abu hanifah, yang tidak memperbolehkan baca satu ayat secara sempurna.
Adapun mereka yang tidak memperbolehkan baca qur'an bagi si junub, berdasarkan riwayat dari abdullah bin salamah, dari aly bin abi thalib, bahwa nabi tidak berhubungan dengan qur'an saat junub.
Hanya saja, jika kita jeli dengan hadits diatas, sungguhpun hal itu tidak untuk dalil pelarangan baca qur'an bagi si junub. Kaidahnya: apa yang tidak dilakukan atau nabi tidak melakukan hal itu, itu bukan dalil untuk larangan.
Toh juga disitu tidak diterangkan, bahwa hindarinya nabi dari qur'an saat junub itu karena kejunubannya.
Logika dalilnya:
- nabi tidak pernah puasa sebulan penuh selain Ramadhan : bukan berarti puasa penuh selain Bulan Ramadhan dilarang.
- Nabi tidak pernah sholat malam lebih dari 13 rokaat: bukan larangan sholat malam lebih dari 13 rokaat.
- Nabi tidak makan khowan: bukan larangan untuk makan khowan.
- Nabi tidak pernah makan sambil leyeh-leyeh : bukan larangan untuk ngemil sambil main WA.
Ada memang beberapa riwayat yang melarang aktifitas baca qur'an bagi si haidz dan si junub, hanya saja derajatnya tidak sohih.
Adapun pendapat Imam hanafi, yang mensaratkan tidak atau boleh baca qur'an, asal tidak sampai seayat penuh, tentu ini juga logika yang tidak ada sandaran, baik dari qur'an maupun sunnah. Ijmak maupun qiyas. Bahkan qoul sahabat pun tidak.
Barokallah lanaa wa lakum.
[ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﻴﻪ ﻭﻣﺲ اﻟﻤﺼﺤﻒ]
116 - ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﻭﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﻴﻪ ﻭﻣﺲ اﻟﻤﺼﺤﻒ ﻭﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺟﺎﺋﺰ، ﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﻮﺿﻮء ﻭﺑﻐﻴﺮ ﻭﺿﻮء ﻭﻟﻠﺠﻨﺐ ﻭاﻟﺤﺎﺋﺾ. ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﻴﻪ ﻭﻣﺲ اﻟﻤﺼﺤﻒ ﻭﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Halaman 95.
ﺃﻓﻌﺎﻝ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﺪﻭﺏ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﺄﺟﻮﺭ ﻓﺎﻋﻠﻬﺎ، ﻓﻤﻦ اﺩﻋﻰ اﻟﻤﻨﻊ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ اﻷﺣﻮاﻝ ﻛﻠﻒ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻲ ﺑﺎﻟﺒﺮﻫﺎﻥ. ﻓﺄﻣﺎ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﺈﻥ اﻟﺤﺎﺿﺮﻳﻦ ﻣﻦ اﻟﻤﺨﺎﻟﻔﻴﻦ ﻣﻮاﻓﻘﻮﻥ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﻫﺬا ﻟﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮ ﻭﺿﻮء، ﻭاﺧﺘﻠﻔﻮا ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺐ ﻭاﻟﺤﺎﺋﺾ. ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻃﺎﺋﻔﺔ: ﻻ ﺗﻘﺮﺃ اﻟﺤﺎﺋﺾ ﻭﻻ اﻟﺠﻨﺐ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ - ﻭﻋﻦ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﺭﻭﻱ ﺃﻳﻀﺎ ﻛﺎﻟﺤﺴﻦ اﻟﺒﺼﺮﻱ ﻭﻗﺘﺎﺩﺓ ﻭاﻟﻨﺨﻌﻲ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻭﻗﺎﻟﺖ ﻃﺎﺋﻔﺔ: ﺃﻣﺎ اﻟﺤﺎﺋﺾ ﻓﺘﻘﺮﺃ ﻣﺎ ﺷﺎءﺕ ﻣﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ. ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﻨﺐ ﻓﻴﻘﺮﺃ اﻵﻳﺘﻴﻦ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ، ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﻣﺎﻟﻚ، ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﻻ ﻳﺘﻢ اﻵﻳﺔ، ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻝ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ. ﻓﺄﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﻨﻊ اﻟﺠﻨﺐ ﻣﻦ ﻗﺮاءﺓ ﺷﻲء ﻣﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻓﺎﺣﺘﺠﻮا ﺑﻤﺎ ﺭﻭاﻩ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺳﻠﻤﺔ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - «ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻳﺤﺠﺰﻩ ﻋﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﺷﻲء ﻟﻴﺲ اﻟﺠﻨﺎﺑﺔ» ﻭﻫﺬا ﻻ ﺣﺠﺔ ﻟﻬﻢ ﻓﻴﻪ؛ ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﻧﻬﻲ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺃ اﻟﺠﻨﺐ اﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻓﻌﻞ ﻣﻨﻪ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ - ﻻ ﻳﻠﺰﻡ، ﻭﻻ ﺑﻴﻦ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ - ﺃﻧﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﻤﺘﻨﻊ ﻣﻦ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﻦ ﺃﺟﻞ اﻟﺠﻨﺎﺑﺔ.
ﻭﻗﺪ ﻳﺘﻔﻖ ﻟﻪ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ - ﺗﺮﻙ اﻟﻘﺮاءﺓ ﻓﻲ ﺗﻠﻚ اﻟﺤﺎﻝ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺃﺟﻞ اﻟﺠﻨﺎﺑﺔ، ﻭﻫﻮ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ - ﻟﻢ ﻳﺼﻢ ﻗﻂ ﺷﻬﺮا ﻛﺎﻣﻼ ﻏﻴﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ، ﻭﻟﻢ ﻳﺰﺩ ﻗﻂ ﻓﻲ ﻗﻴﺎﻣﻪ ﻋﻠﻰ ﺛﻼﺙ ﻋﺸﺮﺓ ﺭﻛﻌﺔ، ﻭﻻ ﺃﻛﻞ ﻗﻂ ﻋﻠﻰ ﺧﻮاﻥ، ﻭﻻ ﺃﻛﻞ ﻣﺘﻜﺌﺎ. ﺃﻓﻴﺤﺮﻡ ﺃﻥ ﻳﺼﺎﻡ ﺷﻬﺮ ﻛﺎﻣﻞ ﻏﻴﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﺘﻬﺠﺪ اﻟﻤﺮء ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺛﻼﺙ ﻋﺸﺮﺓ ﺭﻛﻌﺔ، ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﺧﻮاﻥ، ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻣﺘﻜﺌﺎ؟ ﻫﺬا ﻻ ﻳﻘﻮﻟﻮﻧﻪ، ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬا ﻛﺜﻴﺮ ﺟﺪا. ﻭﻗﺪ ﺟﺎءﺕ ﺁﺛﺎﺭ ﻓﻲ ﻧﻬﻲ اﻟﺠﻨﺐ ﻭﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﻃﻬﺮ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺃ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ، ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﻣﻨﻬﺎ ﺷﻲء، ﻭﻗﺪ ﺑﻴﻨﺎ ﺿﻌﻒ ﺃﺳﺎﻧﻴﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻮﺿﻊ، ﻭﻟﻮ ﺻﺤﺖ ﻟﻜﺎﻧﺖ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻳﺒﻴﺢ ﻟﻪ ﻗﺮاءﺓ اﻵﻳﺔ اﻟﺘﺎﻣﺔ ﺃﻭ ﺑﻌﺾ اﻵﻳﺔ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻛﻠﻬﺎ ﻧﻬﻲ ﻋﻦ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻟﻠﺠﻨﺐ ﺟﻤﻠﺔ. ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻳﻘﺮﺃ اﻟﺠﻨﺐ اﻵﻳﺔ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﺎ، ﺃﻭ ﻗﺎﻝ ﻻ ﻳﺘﻢ اﻵﻳﺔ، ﺃﻭ ﺃﺑﺎﺡ ﻟﻠﺤﺎﺋﺾ ﻭﻣﻨﻊ اﻟﺠﻨﺐ ﻓﺄﻗﻮاﻝ ﻓﺎﺳﺪﺓ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﺩﻋﺎﻭﻯ ﻻ ﻳﻌﻀﺪﻫﺎ ﺩﻟﻴﻞ ﻻ ﻣﻦ ﻗﺮﺁﻥ ﻭﻻ ﻣﻦ ﺳﻨﺔ ﺻﺤﻴﺤﺔ ﻭﻻ ﺳﻘﻴﻤﺔ.
ﻭﻻ ﻣﻦ ﺇﺟﻤﺎﻉ ﻭﻻ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﺻﺎﺣﺐ ﻭﻻ ﻣﻦ ﻗﻴﺎﺱ ﻭﻻ ﻣﻦ ﺭﺃﻱ ﺳﺪﻳﺪ، ﻷﻥ ﺑﻌﺾ اﻵﻳﺔ ﻭاﻵﻳﺔ ﻗﺮﺁﻥ ﺑﻼ ﺷﻚ، ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺒﺎﺡ ﻟﻪ ﺁﻳﺔ ﺃﻭ ﺃﻥ ﻳﺒﺎﺡ ﻟﻪ ﺃﺧﺮﻯ، ﺃﻭ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﺁﻳﺔ ﺃﻭ ﻳﻤﻨﻊ ﻣﻦ ﺃﺧﺮﻯ، ﻭﺃﻫﻞ ﻫﺬﻩ اﻷﻗﻮاﻝ
Komentar
Posting Komentar