Kajian Fiqih "Wudhu Sebelum & Sesudah Masuk Waktu Sholat"

إلى حضرة النبي المصطفى محمّد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وأصحابه أجمعين.
وإلى جميع مشايخنا وأساتذتنا وآبائنا والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات خصوصا الى روح :
Ibnu Hazm, Simbah Agus, Orang tua, keluarga dan Anak turunku, Warih firdausi , semua yang aktif berbagi ilmu, Semoga selalu dalam Rahmat Alloh di dunia dan akhirat, ilaa yaumil qiyamah wa husnul khotimah,
الفاتحة:
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)
Aamiin.
Saya cuplikan sedikit dari materi yang telah lampau, karena lama gak apdet ibnu hazm.
Masalah i'tiqod, bahwa Allah itu tidak bertempat, tidak pula terikat masa. Karena ia yg menciptakan keduanya. 
[ ﻣﺴﺄﻟﺔ اﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺧﺎﻟﻘﻬﻤﺎ] 
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﻭﺃﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻻ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ، ﺑﻞ ﻫﻮ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺧﺎﻟﻖ اﻷﺯﻣﻨﺔ ﻭاﻷﻣﻜﻨﺔ. ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﺧﻠﻖ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻓﻘﺪﺭﻩ ﺗﻘﺪﻳﺮا} 
[ اﻟﻔﺮﻗﺎﻥ: 2] 
ﻭﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ {ﺧﻠﻖ اﻟﺴﻤﺎﻭاﺕ ﻭاﻷﺭﺽ ﻭﻣﺎ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ} 
[ اﻟﻔﺮﻗﺎﻥ: 59] 
ﻭاﻟﺰﻣﺎﻥ ﻭاﻟﻤﻜﺎﻥ ﻓﻬﻤﺎ ﻣﺨﻠﻮﻗﺎﻥ، ﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺩﻭﻧﻬﻤﺎ، ﻭاﻟﻤﻜﺎﻥ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻟﻷﺟﺴﺎﻡ، ﻭاﻟﺰﻣﺎﻥ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺪﺓ ﻛﻞ ﺳﺎﻛﻦ ﺃﻭ ﻣﺘﺤﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺤﻤﻮﻝ ﻓﻲ ﺳﺎﻛﻦ ﺃﻭ ﻣﺘﺤﺮﻙ، ﻭﻛﻞ ﻫﺬا ﻣﺒﻌﺪ ﻋﻦ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ.

 Inti bahasan, Allah turun ke langit dunia setiap malamnya. 
Hal itu bagian dari fi'il Alloh, hanya saja yang perlu digaris bawahi, turunnya Allah TANPA PERGERAKAN DAN PERPINDAHAN. 
Dalil dari hadits abu hurairah, nabi bersabda :" Allah turun ke langit dunia disepertiga akhir di setiap malamnya. Maka barangsiapa yang meminta akan diberi, dan yang mencari remisi akan diampuni ". Hadits hadits semakna juga diriwayatkan dari jalur lain yang banyak. 

Dari keterangan hadits diatas telah gamblang, bahwa itu maksudnya adalah fi'il Allah berkenaan dengan pengkabulannya akan doa seorang hamba yang meminta pada waktu mustajab itu. Jadi dipahami turunnya Allah tersebut bukan dalam bentuk pergerakan dan perpindahan, karena jelas itu bagian sifat domino efek yang membutuhkan banyak perangkat untuk terjadinya hal itu. Dengan begitu akan menggiring pada nalar, bahwa hal itu mengakibatkan pada penyerupaan pada makhluknya pada dimensi yang kompleks. Jauh nian gusti Allah punya sifat semacam itu. 

[ ﻣﺴﺄﻟﺔ اﻟﻠﻪ ﻳﺘﻨﺰﻝ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ] 
57 - ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﻭﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﺘﻨﺰﻝ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻭﻫﻮ ﻓﻌﻞ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻟﻴﺲ ﺣﺮﻛﺔ ﻭﻻ ﻧﻘﻠﺔ. ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ ﺣﺪﺛﻨﺎﻩ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻓﺘﺢ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ اﻟﻮﻫﺎﺏ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺛﻨﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺛﻨﺎ ﻣﺴﻠﻢ ﺑﻦ اﻟﺤﺠﺎﺝ ﺛﻨﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﻳﺤﻴﻰ ﻗﺮﺃﺕ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺃﻧﺲ ﻋﻦ اﺑﻦ ﺷﻬﺎﺏ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ اﻷﻏﺮ ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻠﻤﺔ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ: «ﻳﺘﻨﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻴﻦ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻠﺚ اﻟﻠﻴﻞ اﻵﺧﺮ ﻓﻴﻘﻮﻝ: ﻣﻦ ﻳﺪﻋﻮﻧﻲ ﻓﺄﺳﺘﺠﻴﺐ ﻟﻪ ﻭﻣﻦ ﻳﺴﺄﻟﻨﻲ ﻓﺄﻋﻄﻴﻪ ﻭﻣﻦ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻧﻲ ﻓﺄﻏﻔﺮ ﻟﻪ» ﻗﺎﻝ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﺣﺪﺛﻨﺎﻩ ﻗﺘﻴﺒﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺛﻨﺎ ﻳﻌﻘﻮﺏ - ﻫﻮ اﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﻘﺎﺭﻱ - ﻋﻦ ﺳﻬﻴﻞ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ «ﻳﻨﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻀﻲ ﺛﻠﺚ اﻟﻠﻴﻞ اﻷﻭﻝ: ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺃﻧﺎ اﻟﻤﻠﻚ ﺃﻧﺎ اﻟﻤﻠﻚ ﻣﻦ ﺫا اﻟﺬﻱ ﻳﺪﻋﻮﻧﻲ ﻓﺄﺳﺘﺠﻴﺐ ﻟﻪ، ﻣﻦ ﺫا اﻟﺬﻱ ﻳﺴﺄﻟﻨﻲ ﻓﺄﻋﻄﻴﻪ، ﻣﻦ ﺫا اﻟﺬﻱ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮﻧﻲ ﻓﺄﻏﻔﺮ ﻟﻪ، ﻓﻼ ﻳﺰاﻝ ﻛﺬﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﻀﻲء اﻟﻔﺠﺮ» ﻗﺎﻝ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﺣﺪﺛﻨﺎﻩ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ اﻟﻤﻐﻴﺮﺓ ﺛﻨﺎ اﻷﻭﺯاﻋﻲ ﺛﻨﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﻫﻮ اﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻛﺜﻴﺮ - ﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺳﻠﻤﺔ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - «ﺇﺫا ﻣﻀﻰ ﺷﻄﺮ اﻟﻠﻴﻞ ﺃﻭ ﺛﻠﺜﺎﻩ ﻳﻨﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻝ: ﻫﻞ ﻣﻦ ﺳﺎﺋﻞ ﻳﻌﻄﻰ، ﻫﻞ ﻣﻦ ﺩاﻉ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﻪ، ﻫﻞ ﻣﻦ ﻣﺴﺘﻐﻔﺮ ﻳﻐﻔﺮ ﻟﻪ، ﺣﺘﻰ ﻳﻨﻔﺠﺮ اﻟﺼﺒﺢ» . ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ: ﻓﺎﻟﺮﻭاﻳﺔ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻠﻤﺔ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺰﻫﺮﻱ " ﺇﺫا ﺑﻘﻲ ﺛﻠﺚ اﻟﻠﻴﻞ اﻵﺧﺮ " ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻛﺜﻴﺮ " ﺇﺫا ﻣﻀﻰ ﺷﻄﺮ اﻟﻠﻴﻞ ﺃﻭ ﺛﻠﺜﺎﻩ " ﻭﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺃﺑﻲ ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ " ﺇﺫا ﻣﻀﻰ ﺛﻠﺚ اﻟﻠﻴﻞ اﻷﻭﻝ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻀﻲء اﻟﻔﺠﺮ " ﻭﻫﻜﺬا ﺭﻭاﻩ اﺑﻨﺎ ﺃﺑﻲ ﺷﻴﺒﺔ ﻭاﺑﻦ ﺭاﻫﻮﻳﻪ ﻋﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﻋﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺇﺳﺤﺎﻕ اﻟﺴﺒﻴﻌﻲ ﻋﻦ اﻷﻏﺮ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ، ﻭﺃﻭﻗﺎﺕ اﻟﻠﻴﻞ ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ﺑﺎﺧﺘﻼﻑ ﺗﻘﺪﻡ ﻏﺮﻭﺏ اﻟﺸﻤﺲ ﻋﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﺸﺮﻕ ﻭﺃﻫﻞ اﻟﻤﻐﺮﺏ، ﻓﺼﺢ ﺃﻧﻪ ﻓﻌﻞ ﻳﻔﻌﻠﻪ اﻟﺒﺎﺭﻱ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻣﻦ ﻗﺒﻮﻝ اﻟﺪﻋﺎء ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻷﻭﻗﺎﺕ، ﻻ ﺣﺮﻛﺔ، ﻭاﻟﺤﺮﻛﺔ ﻭاﻟﻨﻘﻠﺔ ﻣﻦ ﺻﻔﺎﺕ اﻟﻤﺨﻠﻮﻗﻴﻦ، ﺣﺎﺷﺎ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻨﻬﺎ.
Halaman:92.
Ganti bab, mulai bahas fiqh. 

WUDHU SEBELUM DAN SESUDAH MASUK WAKTU SHOLAT. 

112. Wudhu itu boleh dan sah, andai dilakukan sebelum masuk waktu shalat, atau sesudahnya. Satu kaum bilang, hal itu tidak sah kedua kecuali telah masuk waktu sholat. Kaum yang lain lagi bilang, kalau wudhu sah dilakukan sebelum masuk waktu sholat, tapi kalau tayamum harus setelah masuk waktu sholat. Beda lagi dengan golongan yang lain, bahwa baik wudhu maupun tayamum telah pun mencukupi andai dilakukan sebelum masuk waktu sholat. Adapun hujjah bagi golongan yang mengharuskan setelah masuk waktunya sholat berdasarkan ayat" idzaa quntum ila asshollaat, faghsilu.... " ( Al maidah 6).

Imam Ali( pendiri mazhab dhohiri) bilang :" Alasan mengharuskan setelah masuk waktu sholat berdasarkan ayat ini, adalah satu kekeliruan yang salah alamat. Karena tentu semuanya berdasarkan ayat ini, baik yang mengharuskan maupun tidak. Andai berhujjah dengan keharusan setelah masuknya waktu sholat, tentu bunyi ayat nya : idzaa qumtum ilaa sholaati fardin, tp idzaa qumtum ila asshollaati".

Disini diksi kata yang di pilih Allah adalah kata umum, bukan khusus. Karena kata " sholat " tentunya memasukkan di dalamnya, baik itu fardzu maupun sunnah.  Sedang disisi lain, semua telah ijmak tanpa terkecuali, bahwa baik sholat wajib maupun sunnah di haruskan wudhu dulu. Maka sebenarnya ayat diatas telah bisa dipahami secara aksiomatik, bahwa siapa saja yang mau sholat, baik itu fardhu ataupun sunnah, diharuskan wudhu dulu. Dari ayat itu bisa disimpulkan, bahwa siapa saja yang telah menyempurnakan wudhu, maka telah suci dan boleh sholat. Sedang logika pastinya: setelah usah berwudhu dan suci, umumnya memakan waktu senggang untuk melakukan tahap fi'il berikutnya, meski itu hanya berupa perjalanan menuju tempat sholat. 

So? 
Wudhu itu cukup dan sah, dilakukan sebelum masuk waktu sholat. Barokallah lanaa wa lakumu. 

Halaman :92.
[ ﻣﺴﺄﻟﺔ اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻞ اﻟﻮﻗﺖ ﻭﺑﻌﺪﻩ] 
112 - ﻣﺴﺄﻟﺔ: ﻭﻳﺠﺰﺉ اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻞ اﻟﻮﻗﺖ ﻭﺑﻌﺪﻩ، ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎﺱ، ﻻ ﻳﺠﺰﺉ اﻟﻮﺿﻮء ﻭﻻ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺩﺧﻮﻝ ﻭﻗﺖ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭﻗﺎﻝ ﺁﺧﺮﻭﻥ: ﻳﺠﺰﺉ اﻟﻮﺿﻮء ﻗﺒﻞ اﻟﻮﻗﺖ ﻭﻻ ﻳﺠﺰﺉ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ اﻟﻮﻗﺖ، ﻭﻗﺎﻝ ﺁﺧﺮﻭﻥ: اﻟﻮﺿﻮء ﻭاﻟﺘﻴﻤﻢ ﻳﺠﺰﻳﺎﻥ ﻗﺒﻞ اﻟﻮﻗﺖ.
ﻭاﺣﺘﺞ ﻣﻦ ﺭﺃﻯ ﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﻻ ﻳﺠﺰﺉ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺩﺧﻮﻝ اﻟﻮﻗﺖ ﺑﻘﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﺇﺫا ﻗﻤﺘﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﺎﻏﺴﻠﻮا ﻭﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺮاﻓﻖ ﻭاﻣﺴﺤﻮا ﺑﺮءﻭﺳﻜﻢ ﻭﺃﺭﺟﻠﻜﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﻜﻌﺒﻴﻦ ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﺟﻨﺒﺎ ﻓﺎﻃﻬﺮﻭا ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ ﺃﻭ ﺟﺎء ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﻻﻣﺴﺘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻣﻨﻪ} 
[ اﻟﻤﺎﺋﺪﺓ: 6] 
ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ: ﻭﻫﺬا ﻻ ﺣﺠﺔ ﻟﻬﻢ ﻓﻴﻪ، ﺑﻞ ﻫﻮ ﺣﺠﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻛﺎﻓﻴﺔ؛ ﻷﻥ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻢ ﻳﻘﻞ: ﺇﺫا ﻗﻤﺘﻢ ﺇﻟﻰ ﺻﻼﺓ ﻓﺮﺽ، ﻭﻻ ﺇﺫا ﺩﺧﻞ ﻭﻗﺖ ﺻﻼﺓ ﻓﺮﺽ ﻓﻘﻤﺘﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﺑﻞ ﻗﺎﻝ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ: {ﺇﺫا ﻗﻤﺘﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻼﺓ} 
[ اﻟﻤﺎﺋﺪﺓ: 6]
ﻓﻌﻢ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺺ، ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻓﺮﺿﺎ ﻭﺗﻜﻮﻥ ﺗﻄﻮﻋﺎ ﺑﻼ ﺧﻼﻑ، ﻭﻗﺪ ﺃﺟﻤﻊ ﺃﻫﻞ اﻷﺭﺽ ﻗﺎﻃﺒﺔ ﻣﻦ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺻﻼﺓ اﻟﺘﻄﻮﻉ ﻻ ﺗﺠﺰﺉ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻦ ﻭﺿﻮء ﺃﻭ ﺗﻴﻤﻢ ﺃﻭ ﻏﺴﻞ ﻭﻻ ﺑﺪ، ﻓﻮﺟﺐ ﺑﻨﺺ اﻵﻳﺔ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﺃﻥ اﻟﻤﺮء ﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺻﻼﺓ ﻓﺮﺽ ﺃﻭ ﺗﻄﻮﻉ ﻭﻗﺎﻡ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺿﺄ ﺃﻭ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺟﻨﺒﺎ ﺃﻭ ﻳﺘﻴﻤﻢ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺛﻢ ﻟﻴﺼﻞ، ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻧﺺ اﻵﻳﺔ ﺑﻴﻘﻴﻦ ﻓﺈﺫا ﺃﺗﻢ اﻟﻤﺮء ﻏﺴﻠﻪ ﺃﻭ ﻭﺿﻮءﻩ ﺃﻭ ﺗﻴﻤﻤﻪ ﻓﻘﺪ ﻃﻬﺮ ﺑﻼ ﺷﻚ. ﻭﺇﺫ ﻗﺪ ﺻﺤﺖ ﻃﻬﺎﺭﺗﻪ ﻓﺠﺎﺋﺰ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﺑﻴﻦ ﻃﻬﺎﺭﺗﻪ ﻭﺑﻴﻦ اﻟﺼﻼﺓ اﻟﺘﻲ ﻗﺎﻡ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻬﻠﺔ ﻣﻦ ﻣﺸﻲ ﺃﻭ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻭ ﻋﻤﻞ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Alfiyah "Bab Waqaf"

Kajian Alfiyah Ibn Malik "Imalah"

Kajian Alfiyah "Cara Membentuk Isim Maqshur/Mamdud menjadi Tasniyah-Jamak"