Kajian Fiqih Wanita "Masa Pemisah antara Haidl dan Nifas serta Hukum yang Berkaitan Dengannya"

إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم واله واصحابه واتباعه وإلى حضرة جميع مشايخنا ومعلمينا وآبائنا والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات.
خصوصا الى:
Penyusun buku ini, admin grup, pengantar materi, mujawwib, anggota grup, keluarga, anak turunku, Semua yg ikhlas berbagi ilmu, Semoga selalu dalam rahmat berkah Alloh di dunia dan akhirat, Ila yaumil qiyamah wa husnul khotimah.
الفاتحة...
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)

💕*Masa Pemisah antara Haidl dan Nifas*💕
Masa suci pemisah antara haidl dan nifas, nifas dan haidl, atau nifas dan nifas yang lain, tidak disyaratkan harus ada 15 hari 15 malam. Namun bisa jadi hanya sehari semalam atau justru kurang dari satu hari. Bahkan antara haidl dengan nifas tdk disyaratkan ada waktu suci yang memisah. Hal ini berbeda dengan suci yang memisah antara haidl dengan haidl yang disyaratkan harus ada 15 hari 15 malam.
 👉Contoh masa suci pemisah antara haidl dan nifas
Ibu hamil keluar darah 5 hari, berhenti 1 hari, terus melahirkan dan keluar darah selama 40 hari. *Maka* 5 hari dihukumi haidl, 40 hari dihukumi nifas, dan satu hari masa berhenti keluar darah dihukumi suci yang memisah antara haidl dan nifas.
👉Contoh haidl dan nifas yang tidak dipisah oleh masa suci
Ibu hamil keluar darah 5 hari, kemudian melahirkan dan darah terus keluar selama 40 hari.*maka* 5 hari dihukumi haidl, 40 hari dihukumi nifas. Dan tidak ada masa pemisah diantara keduanya.
👉contoh masa suci pemisah antara nifas dan haidl yang yang diluar hitungan 60 hari masa nifas
Seorang ibu melahirkan dan langsung keluar darah selama 59 hari, kemudian berhenti 1 hari, keluar lagi 3 hari.*maka* darah 59 hari dihukumi nifas, 3 hari dihukumi haidl, dan masa berhentinya darah selama 1 hari dihukumi masa suci pemisah antara nifas dan haidl.
👉Contoh masa suci pemisah antara nifas dan haidl yang masih dalam hitungan 60 hari masa nifas
Seorang ibu melahirkan dan langsung keluar darah selama 30 hari, kemudian berhenti selama 15 hari, keluar lg selama 12 hari.*maka* 30 hari dihukumi nifas, 12 hari dihukumi haidl, dan masa berhentinya darah selama 15 hari dihukumi masa suci pemisah antara nifas dan haidl.
👉Contoh masa suci pemisah antara nifas dan nifas
Seorang ibu melahirkan bayi, kemudian dalam keadaan nifas ia disetubuhi hingga akhirnya hamil. Setelah nifasnya genap 60 hari, darah berhenti selama 1 hari., kemudian ia melahirkan ke-2 kalinya dalam bentuk gumpalan darah, dan setelah itu mengeluarkan darah. *Maka*, 60 hari setelah melahirkan bayi pertama dihukumi nifas yang pertama, masa berhenti 1 hari dihukumi masa suci pemisah antara nifas dan nifas, dan darah yang keluar setelah melahirkan yang kedua yang kedua dihukumi darah nifas yang kedua.
💕*HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HAIDL DAN NIFAS*💕
➤```Hal" yang diharamkan sebab haidl dan nifas```➤
Ketika darah yang keluar bisa dikategorikan haidl atau nifas (darah keluar pada waktu yang dimungkinkan keluarnya darah haidl atau nifas), maka ada beberapa hal yang diharamkan, yaitu:

👉1. Sholat (wajib maupun sunna).  Sabda rasululloh SAW:
إذا أ قبلت الحيضة فدعى الصلاة. الحديث (رواه البخارى)
Artinya: jika kamu (wanita) menghadapi atau mengalami haidl, maka tinggalkanlah sholat. (HR. Bukhori).
Sholat yang ditinggalkan selama masa haidl atau nifas tidak wajib diqodlo. Sebab tidak ada perintah qodlo' dari syara'. Disamping hal itu dianggap akan menimbulkan masyaqqoh (kesulitan), mengingat kewajiban sholat sehari semalam 5×.
👉2. sujud syukur dan tilawah.
👉3. puasa (wajib maupun sunnah)
Rasululloh bersabda:
أليس إذا حاضت المرأة لم تصل ولم تضم (متفق عليه فى حديث طويل).
Artinya: Bukankah perempuan apabila sedang haidl tidak boleh sholat dan puasa? (HR. Bukhori dan muslim).
Berbeda Dengan sholat, puasa yang ditinggalkan itu wajib diqodlo'i. Mengingat puasa hanya sekali (1 bulan) dalam setahun, sehingga dianggap tidak timbul masyaqqoh. 
👉4. Thowaf (baik wajib maupun sunnah)
👉5. Membaca Alqur'an
👉6. menyentuh dan membawa mushaf
👉7. lewat ataupun berdiam diri didalam masjid.
👉8. Dicerai

Hal ini diharamkan, sebab bila sang istri dicerai saat haidl, maka akan menjadi penyebab bertambah lamanya masa 'iddah ( penantian untuk memastikan kosongnya rahim). Sebab masa 'iddah yang harus ia lakukan adalah 3× suci dari masa haidl, sehingga untuk menjalani tiga suciannya ia harus menghabiskan dulu masa haidlnya. Dan hal ini jelas akan menambah lamanya masa penantian wanita yang diceraikannya.
Iddah wanita yang di cerai saat haidl
Haidl 💔 ➜Suci *1*➜Haidl➜Suci *2*➜Haidl➜Suci *3*➜Haidl➜Suci 
👉 'iddah baru selesai
Iddah wanita yg dicerai saat suci
Suci 💔 ➜Haidl➜Suci *1*➜Haidl➜Suci *2*➜Haidl➜Suci *3* 👉 iddah sudah selesai.
👉9. Bersetubuh atau bersentuhan kulit pada anggota tubuh antara lutut dan pusar.
Menurut para ulama, menyetubuhi istri disaat haidl, termasuk dosa besar, meskipun tidak sampai mewajibkan kafarot. Dan banyak dari kalangan dokter maupun ulama' mengemukakan bahwa bersetubuh disaat istri haidl atau darah sudah berhenti namun blm mandi, akan berakibat buruk pada kesehatan. Diantaranya komentar Al-Imam Al-Ghozali yang menyebutkan bahwa hal tsb akan menimbulkan penyakit kulit yang dahsyat pada diri suami, dan mungkin pada anak yang akan lahir kelak.
Kemudian bagi seseorang yang terlanjur menggauli istrinya disaat haidl, disunnahkan untuk shodaqoh satu dinar (3, 88 gram emas), jika saat bersetubuh darah haidl keluar dengan deras. Dan shodaqoh setengah dinar di saat darah haidl menjelang berhenti.
Sedangkan bersentuhan kulit pada anggota tubuh antara lutut dan pusar yang tidak memakai penghalang (حائل) hukumnya diharamkan, meskipun tidak disertai syahwat. Sebab hal ini mendorong suami untuk melakukan persetubuhan.
Uyunul Masail linnisa halaman 53-67.
Sekian materi pada hari ini. Silahkan dikoreksi, barangkali ada keterangan yg salah 🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Alfiyah "Bab Waqaf"

Kajian Alfiyah Ibn Malik "Imalah"

Kajian Alfiyah "Cara Membentuk Isim Maqshur/Mamdud menjadi Tasniyah-Jamak"